SakuraPedia

Kerajinan Serat Pohon Pisang Jadi Produk Ekspor

Mantap...Kerajinan berbahan serat pohon pisang milik Djunaedi berhasil tembus pasar ekspor dengan omset ratusan juta rupiah.

Jarum jam di dinding hampir menunjukkan jam 12 siang. Puluhan pekerja masih terlarut dalam kesibukannya menganyam pintalan serat pohon pisang (abaca fiber) di Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di bengkel anyam milik Djunaedi yang terletak di Jalan Sukarela, Kota Palembang, Sumatera Selatan.  

ATBM merupakan satu dari sekian peralatan utama dalam proses pembuatan kerajinan berbahan dasar serat abaca yang diproduksi oleh CV Natural. Semua alat di sana hanya bermodalkan palu, paku dan lem. Suara bising dari putaran mesin pun nyaris tak ada.  

Dengan proses pembuatan secara manual, pembuatan satu buah karpet misalnya, setidaknya memakan waktu hingga dua mingguan. Sebelum dianyam, serat abaca harus dipintal dahulu oleh belasan pekerja di ujung ruangan.  

Sejumlah produk seperti karpet, keset kaki hingga seperangkat tatakan meja saat ini telah dipasarkan ke sejumlah negara, terutama Amerika Serikat, Belgia, Inggris, Turki dan Malaysia.  

Djunaedi mengatakan, ia bisa mendapatkan omset penjualan sekitar 60 ribu dollar AS atau sekitar Rp880 juta per bulan. Nilai omset tersebut didapat dalam kondisi normal. Sekarang permintaan pasar terhadap produknya pun menurun akibat dari pandemi COVID-19.  

Belum ada Komentar untuk "Kerajinan Serat Pohon Pisang Jadi Produk Ekspor"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel